This is my Blog. Thanks for visited ♥♡ LOVE YOU ALL! ツ

Kamis, 22 Desember 2016

Metode Pengembangan Pendidikan Matematika

Mengajar matematika merupakan kegiatan pengajar agar peserta didiknya belajar untuk mendapatkan matematika, yaitu kemampuan, keterampilan, dan sikap tentang matematika itu. Hal-hal tersebut harus relevan dengan tujuan belajar yang disesuaikan dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik. Ini dimaksudkan agar terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik. Interaksi akan terjadi apabila menggunakan cara yang cocok yang disebut dengan metode mengajar matematika. metode mengajar matematika yaitu suatu cara atau teknik mengajar matematika yang disusun secara sistematis dan logis.
Ditinjau dari cara berpikir mendapatkan penyelesaian, metode deduktif dibagi menjadi dua macam yaitu Metode Analitik dan Metode Sintetik. Metode Analitik yaitu metode yang berjalan dari yang tidak diketahui ke yang diketahui. Dimulai dari apa yang harus dicari atau dibuktikan, kemudian mengaitkan dengan hal-hal yang diketahui dan akhirnya dapat memperoleh hasil. Sedangkan metode sintetik adalah metode yang berjalan dari yang diketahui ke yang tidak diketahui. Dimulai dengan apa yang sudah diketahui, kemudian mengaitkan dengan hal yang harus diketahui dari masalah yang akan diselesaikan, dan akhirnya mendapatkan penyelesaiannya.
Terdapat beberapa macam metode mengajar yang dapat dipakai sebagai seorang guru matematika yaitu Metode Ekspositori, Metode Penemuan, dan Metode Laboratorium. Metode Ekspositori merupakan suatu cara untuk menyampaikan ide atau memberikan informasi dengan lisan ataupun tulisan. Pada umumnya metode ini berlangsung satu arah, pengajar memberikan ide atau gagasan dan peserta didik menerimanya. Lalu Metode Penemuan adalah suatu cara untuk menyampaikan ide atau gagasan lewat proses menemukan. Sedangkan Metode Laboratorium merupakan salah satu metode atau cara yang membantu pengembangan baik pada matematika maupun pendidikan matematika itu sendiri, karena metode ini mampu menarik minat peserta didik terhadap matematika.

Sedangkan metode yang digunakan dalam pengembangan pendidikan matematika adalah Metode Pembuktian, Metode Pemecahan Masalah, dan Metode proyek matematika di luar kelas. Dalam metode pembuktian, apabila peserta didik sudah berhasil merumuskan suatu permasalahan, mereka itu perlu membuktikannya. Tetapi pembuktian ini harus berdasarkan argumentasi yang sahih, bukan asal-asal saja. Sedangkan dalam metode pemecahan masalah, seorang murid perlu memecahkan banyak masalah agar merasa senang terhadap prosesnya dan guru dapat berperan sebagai penuntun dengan memberikan pengalamannya selama bertahun-tahun dalam pemecahan masalah. Dan dalam metode proyek matematika di luar kelas, Kegiatannya dilakukan di luar kelas, dan sebaiknya dalam kelompok, dan kelompok itu hanya diberi tugas. Mereka sendiri yang membuat perencanaannya dan melakukan pekerjaannya, serta membuat laporannya secara tertulis.
Read More

Kamis, 15 Desember 2016

Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Matematika

Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai nilai-nilai yang diwujudkan dalam perilaku nyata sehari-hari yang bersumber dari norma agama, etika, adat istiadat, budaya, maupun undang-undang atau peraturan.
Di lingkungan masyarakat maupun keluarga sebenarnya upaya menumbuhkan karakter yang baik telah banyak dilakukan, seperti sopan santun, jujur, atau bertanggung jawab. Namun demikian, upaya-upaya itu belum secara luas tampak dalam kehidupan sehari-hari, dan belum menjadi karakter yang menyatu dengan pribadi keseharian.
Pendidikan karakter seharusnya mengikuti langkah-langkah yang sistematis, dimulai dari
pengenalan nilai secara kognitif, langkah memahami dan menghayati nilai secara afektif, dan langkah pembentukan tekad secara konatif. Ki Hajar Dewantoro menterjemahkannya dengan kata-kata cipta, rasa, dan karsa.
Pendidikan karakter dalam pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilainilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan modern. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Dan untuk membekali diri tidak cukup hanya dengan membekali penguasaan kognitif, namun diperlukan pembentukan karakter.
Karakter utama untuk pelajaran matematika meliputi berpikir logis, kritis, kerja keras, keingintahuan, kemandirian, percaya diri. Integrasi pendidikan karakter secara terintegrasididalamprosespembelajaran matematika dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
Ada beberapa hal lain yang perlu dilakukan oleh guru untuk mendorong dipraktikkannya nilai-nilai. Pertama, guru harus merupakan seorang “Model” dalam karakter. Dari awal hingga akhir pelajaran, tutur kata, sikap, dan perbuatan guru harus merupakan cerminan dari nilai-nilai karakter yang hendak ditanamkannya.
Kedua, pemberian reward kepada siswa yang menunjukkan karakter yang dikehendaki dan pemberian punishment kepada mereka yang berperilaku dengan karakter yang tidak dikehendaki. Ketiga, harus dihindari olok-olok ketika ada siswa yang datang terlambat atau menjawab pertanyaan atau berpendapat kurang tepat/relevan. Selain itu, setiap kali guru memberi umpan balik atau penilaian kepada siswa, guru harus mulai dari aspek-aspek positif atau sisi-sisi yang telah kuat/baik pada pendapat, karya, dan/atau sikap siswa. Guru memulainya dengan memberi penghargaan pada hal yang telah baik dengan ungkapan verbal dan/atau non-verbal dan baru kemudian menunjukkan kekurangan-kekurangannya dengan ‘hati’. Dengan cara ini sikap-sikap saling menghargai dan menghormati, kritis, kreatif, percaya diri, santun, dan sebagainya akan tumbuh dengan sendirinya/baik. 



Read More

Kamis, 08 Desember 2016

Logika Matematika dalam Ayat Al-Quran





QS An-Nisa Ayat 10


Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)."


Makna:
Segala bentuk kedhaliman kepada siapapun adalah dilarang. apalagi kepada anak yatim yang mana mereka lebih membutuhkan pengertian dan bantuan dari semua pihak. maka balasan bagi orang yang berani berbuat dhalim kepada anak yatim baik itu fisik maupun non fisik, baik itu berupa harta atau lainnya, balasannya adalah api neraka.


LOGIKA MATEMATIKA

p                 = memakan harta anak yatim secara zalim

q                 = menelan api sepenuh perutnya

r                  = akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)

p q          = jika memakan harta anak yatim secara zalim maka menelan api sepenuh perutnya.

q r           = jika menelan api sepenuhnya maka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).

 p r        = jika memakan harta anak yatim secara zalim maka akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala (neraka).



Read More
Diberdayakan oleh Blogger.

About

Flag Counter

© Want to know? Visit my Blog∞, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena