Perkembangan
matematika di Indonesia masih jauh tertinggal. Matematika mulai ditekuni
sebagai ilmu oleh bangsa Indonesia pada abad 20. Dan doctor matematika pertama
kali dari Indonesia adalah alm. Dr. G.S.S.J. Ratu Langie alias Dr. Sam
Ratulangi dari Sulawesi Utara, Prof. Handali (pensiunan ITB), dan Alm. Prof.
Moedomo (ITB). Setelah Indonesia terlepas dari penjajahan kolonial, pemerintah
mulai berbenah diri dengan menyusun sebuah program pendidikan matematika.
Matematika dijadikan salah satu mata pelajaran wajib. Pada saat itu matematika
lebih difokuskan pada konsep hitung dan cara berhitung.
Untuk pertama kali
yang diperkenalkan pada siswa yaitu bilangan asli dan membilang. Lalu
penjumlahan dengan jumlah kurang dari sepuluh, pengurangan yang selisihnya
positif dan lain sebagainya. Ciri lain dalam pendidikan matematika saat itu
(Matematika Tradisional) adalah lebih menekankan hafalan daripada penertian.
Dan operasi hitung pada masa itu terfokus pada perkalian, pembagian,
penjumlahan, dan pengurangan. Maksudnya jika ada soal dengan menggunakan
operasi hitung maka perkalian harus didahulukan dimanapun letaknya dan baru
kemudian pembagian, penjumlahan, dan pengurangan. Namun mulai tahun 1974 urutan
operasi hitung ini tidak lagi kuat, dikarenakan banyak kasus yang dapat
melemahkan pendapat tersebut.
Untuk sekolah
tingkat menengah, materi yang diajarkan yaitu aljabar dan geometri bidang.
Geometri ini diajarkan secara terpisah dengan geometri ruang selama 3 tahun.
Sedangkan untuk sekolah menengah atas, materi yang diajarkan yaitu aljabar,
geometri ruang, goneometri, geometri lukis dan sedikit geometri analitik
bidang.
Kemudian mulai pada tahun 1975, pendidikan matematika
modern di Indonesia disusun untuk menutupi kekurangan dari pembelajaran
matematika yang banyak menerapkan hafalan daripada pengertian dengan merancang
sebuah program pembelajaran yang lebih dikenal kurikulum 1975.
Setelah adanya
kurikulum 1975, dilanjutkan kembali dengan kurikulum 1980 yang merupakan awal dari
pendidikan masa kini. Karena terjadi revolusi dalam pendidikan matematika di
Indonesia yang disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
pada tahun 1984 Indonesia membuat kurikulum 1984. Dalam kurikulum ini, siswa di
sekolah dasar diberi materi aritmatika dan siswa di sekolah menengah atas
diberi materi baru seperti komputer.
Pada tahun 1994,
kegiatan matematika internasonal begitu marak diadakan serti
olimpiade-olimpiade matematika. Indonesia juga tak ketinggalan untuk mengikuti
olimpiade namun jarang mendapatkan medali. Oleh karena itu disusun kurikulum
1994. Dalam pembelajaran matematika saat itu, soal cerita menjadi sajian
menarik di setiap akhir pokok bahasan. Ini diberikan dengan pertimbangan agar
siswa mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan kehidupan yang dihapi
sehari-hari. Dan setelah beberapa dekade, Indoensia mengganti kurikulum menjadi
kurikulum 2004 atau dikenal dengan nama kurikulum berbasis kompetensi.
0 komentar:
Posting Komentar